Sabtu, 16 Januari 2016

Transformasi: Tulisan, Pikiran dan Kehidupan

Hello, it's been awhile since i wrote my last post.

 Saya hanya akan memberitahukan bahwa akan terjadi perubahan dalam cara saya menulis. Dimulai dari yang paling sederhana: penggunaan kata 'gue'yang diubah menjadi 'saya'. Bukan bermaksud untuk menjadi sok atau gimana, tapi saya merasa 'gue' sudah tidak cocok lagi. Mungkin karena saya mulai terbiasa menggunakan bahasa baku dalam perkuliahan (ceilah!). Tapi saya harapkan jangan jadi spaneng ya...

Konten dari blog ini ga akan saya ubah. Masih tentang kehidupan (yang sebagian hina) saya. Saya sebenarnya ingin sekali terlihat akademis seperti teman-teman saya yang memiliki tulisan akademis. Tetapi, apa daya di saat teman-teman saya membaca Washington Post, saya masih sibuk membaca kapanlagi.com. Atau, ketika mereka menonton analisis ekonomi di Kompas TV, saya masih mantengin Insert siang dengan rasa penasaran kelanjutan curhatan Mulan Jameela di YouTube. Maaf terkesan promosi (toh yang baca dikit ini) Meskipun terdapat perubahan, saya memilih untuk tidak menghapus postingan blog saya sebelum ini. Kenapa? Bukankah itu berarti melanggengkan aib? well, itu memang aib. Tapi saya percaya, suatu kenangan butuh disimpan dengan baik, dipelajari dengan seksama sembari berjalan ke tingkatan kehidupan kedepannya. Ya, dan itu termasuk kealayan.  


Anyway 



 A lot of things happenned to me since 2013. When i said a lot, i mean A LOT! 2013 merupakan tahun yang jujur aja berat bagi saya. Ketika saya sudah memiliki rancangan indah akan kehidupan saya, tiba-tiba kecelakaan itu terjadi. Saya sekarang dapat dikatakan lumpuh di tangan sebelah kanan. Apakah itu suatu pukulan? Jelas. Kelumpuhan ini menghancurkan rencana saya, segalanya.


 Saya memiliki rencana untuk menjadi fotografer profesional yang akhirnya saya hapus karena saya menjual kamera dslr yang saya dapat dari orang yang baik hati. Saya sempat mencoba untuk berlatih menggunakan kamera tersebut,tetapi saya frustasi. Selain itu, impian saya sekolah di Australia dengan jurusan perfilman juga harus tertunda. Saya seharusnya lulus SMA menyusul mama saya di sana, tetapi nampaknya akan lebih susah untuk saya maupun mama saya untuk hidup di sana dengan kondisi tangan saya yang seperti ini. Kenapa saya bilang tertunda? Karena setelah saya lulus (saya sekarang kuliah di Jurusan HI), saya berencana untuk kuliah perfilman. Banyak yang bilang 'kamu ga takut boros umur?', selama itu mendekatkan saya pada impian saya (termasuk bertemu Abimana Aryasatya) saya akan terus berusaha untuk mengejarnya. Jadi, doakan ya!!

 Yang terakhir dan paling besar adalah lepas dari belenggu ayah saya. Jangan artikan secara harfiah ataupun negatif akan kata 'belenggu'. Ayah saya baik, dan termasuk bukan ayah yang otoriter. Bahkan, hampir semua kebutuhan materiil dipenuhi olehnya. Tetapi, saya merasa ada belenggu diantara kita. Sewajarnya orang tua, ia ingin yang terbaik untuk anaknya. Akan tetapi sayangnnya, saya terlalu keras kepala dengan apa yang saya inginkan. Misalnya, ketika pemilihan jurusan kuliah. Ayah saya membebaskan saya untuk memilih jurusan yang saya inginkan. Saya memilih Sastra Indonesia tetapi ayah saya melihat bahwa hal tersebut kurang cocok dengan kemampuan saya dan alhasil memilih jurusan HI sebagai hasil akhir. Selain itu, saya juga merasa terbebani dalam mengambil setiap keputusan yang saya buat. Ketika saya ditanggung oleh ayah saya, saya merasa bahwa setiap keputusan yang diambil oleh saya harus membahagiakan dan tidak boleh mengecewakannya. Ya, mungkin saya terkesan tidak pandai bersyukur (mungkin memang tidak). Saya akan berusaha memperbaiki hal tersebut.

Dibalik kelumpuhan ini, saya ternyata juga mendapatkan dampak positif kok. Dampak-dampak tersebut akan saya utarakan dipost selanjutnya (hopefully, kalo ga mager). 

 Itu aja sih yang ingin saya kabarkan pada anda sekalian. Maaf apabila ada yang menyinggung anda maupun siapapun yang anda sayangi. Silakan ditunggu postingan lainnya ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar