Minggu, 24 April 2016

Review ala ala: JUARA ( spoiler)

Seperti yang telah terpapar dipostingan sebelum-sebelumnya, saya sering nonton bioskop terutama film Indonesia. Hari ini, saat saya  menulis ini, saya sedang berada di Lippo Plaza, menumpang listrik dan internet gratis, setelah  menonton bareng film Juara.

Sebelumnya, izinkan lah saya Riya'. Saya mengikuti nonton bareng yang juga sekaligus meet n greet dengan Bisma dan Cio. Dunia pernontonan film saya memang sering dimudahkan. Saya punya teman yang kenal dengan Bisma (mau disebut ga namanya, Mas? nanti saya edit wahaha), lalu saya mendapatkan tiket dan disamperin Bisma, kenalan bentar. But i don't think he still remembers me anyway haha. Tapi, perkenalan itu membuat saya (mungkin) menjadi Bismaniac. Karena, subhanallah teman-teman, dia lebih ganteng dari yang di tipi-tipi.. tapi, saya ingin mengakui satu penyesalan, saya tidak ngobrol dan foto bareng,,

 marilah kembali ke topik

Tapi, sebelumnya, pengetahuan saya mengenai film masih sangat cetek. Jadi, bacalah ini hanya sebagai gambaran umum.

Juara: Film Paket Komplit untuk Remaja
Dari judul awal, mengapa paket komplit? karena terdapat unsur drama, action dan komedi dalam film tersebut yang porsinya (menurut saya) sesuai dengan kalangan remaja. Saya akan membahas satu-satu:
a. drama
Unsur drama pasti ada di setiap film. Dalam hal ini, saya akan lebih membahas mengenai konflik yang tersedia. Sebenarnya, konflik di dalam film ini sangat sederhana dan dapat ditebak dari awal. Tapi somehow, konflik ini (mungkin dengan dukungan-dukungan unsur yang lain) bisa membuat kita tetap menonton dari awal sampai akhir meskipun kita bisa menebak akhirnya. Selain itu, pemain memerankan sangat cocok seperti Cut Mini dan Tora Sudiro. *sekilas curhat, saya sangat bahagia saat melihat Tora berperan serius, karena saya salah satu fansnya yang (1) rindu akan kehadirannya (2) ingin melihat kegantengan Tora serius yang sudah sejak lama hilang.* Unsur drama ini sangat menyentuh, entah saya yang memang baperan atau memang benar-benar menyentuh. Entah kenapa, saya selalu berkaca-kaca ketika melihat Tora dengan tatapan mautnya di frame. Ada satu scene yang tingkat keberkaca-kacaan mata saya sudah mencapai ujung, tapi saya masih kuat menahan cobaan ini. Disamping itu, dalam unsur ini, menurut saya revealing dari status Tora terlalu cepat. Saya pikir status Tora akan jadi plot twist yang signifikan dari film tersebut. Ternyata, statusnya hanya sebagai pendukung dari unsur action.

b. Action
Seperti yang terpampang di trailer, film ini mengandung action. Dengan kehadiran Cecep A. Rahman saja, saya pikir adegan-adegan action di film ini tidak perlu diragukan lagi. Selain itu, semakin ditegaskan bahwa ini film action melalui pembukaan di medan pertarungan dan dieksekusi dengan baik. Saya jujur sangat suka dengan segala action yang terkandung di dalamnya. Peringatan saja, jangan samakan porsi action di film ini dengan The Raid ya, karena pasarnya sangat beda. Tapi eksekusi fightingnya sangat baik dan terlihat profesional. Bisma pun dapat menunjukan signature dari fightingnya dengan gerakan-gerakan yang biasa digunakan di breakdance (sotoy ah, Ta). Akan tetapi, menurut saya, scene fighting terakhir antara Bisma dan Cecep dapat dimaksimalkan lagi dengan menambah durasi. Menurut analisis kesotoyan saya, adegan fighting tersebut terlalu sebentar untuk dijadikan titik puncak film tersebut. 

c. Komedi
Sebelumnya, saya tidak tahu bahwa akting Bisma bisa sangat natural terlebih di scene yang berbau komedi. Saya sangat terhibur dengan scene komedi yang disediakan, entah siapa yang menuliskan jokes-jokesnya. Saya melihat bahwa kehadiran Mo Sidik di film ini sangat membantu dalam unsur komedi ini. Dari awal juga, unsur komedi sudah ditekankan dan menurut saya well-played by Bisma, Cut Mini dan Mo Sidik. 

Karakter dan Pemain
Selain ketiga unsur tersebut, saya ingin membahas tentang karakter dan pemain. 

Dimulai dari karakter yang diperankan oleh Bisma. Selain pemainnya, saya pikir karakter seorang Bisma di film tersebut memang karakter yang akan dicintai oleh remaja. Dicatat ya, tidak hanya disukai tapi dicintai. Seperti pacar impian seluruh remaja wanita. Karakternya sangat unik, sehingga mudah diingat setiap aksi-aksinya.

Selanjutnya, karakter yang diperankan oleh Cut Mini. Somehow, sejak Arisan!, saya sangat suka dengan Cut Mini. Dalam film ini, meskipun di awal ia sangat cocok dengan komedi, tetapi ia dapat berperan secara maksimal dalam unsur dramanya. Ya terbukti lah, skill seorang Cut Mini yang memang luar biasa.

Seperti yang saya bilang, kehadiran Mo Sidik memang benar-benar mengangkat unsur komedi di dalam film ini. Menurut saya, sebenarnya karakter Mo Sidik dapat dengan mudah dihilangkan karena tidak memiliki kepentingan langsung dengan tokoh utama. Tapi apa yang terjadi kalau karakter tersebut dihilangkan? Tentu unsur komedi yang terkandung akan berkurang. Ini menurut kesotoyan saya ya.

Saya salah satu fans berat Tora Sudiro dari kecil, jadi pendapat ini akan sangat subjektif (padahal review ini juga sepertinya sangat subjektif). Tetapi, sungguh, Tora memang salah satu aktor yang menakjubkan (setidaknya di mata saya). Dia bisa menutupi perilakunya sehari-hari dengan karakter serius di film ini. Saya jatuh cinta.

Tokoh antagonis yang pertama terlihat diperankan oleh Ciccio Manassero (kalau typo, maafkan ya). Sebelum film ini, saya tidak pernah memperhatikan Ciccio, hanya sekilas saja di TV. Saya memang tidak tahu cara kemampuan akting seseorang dalam film, tapi saya cukup melihat Ciccio sesuai dengan karakter yang dimainkan

Dalam film remaja, biasanya ada konflik untuk merebutkan wanita, dan Dina Anjani lah wanita tersebut. Saya belum pernah mendengar namanya sebelumnya, tapi sepertinya pernah melihat wajahnya disuatu situasi. Anyway, saya sebenarnya bingung untuk memberi gambaran tentang dia. Tetapi, ketika saya menonton film ini, karakternya telah cukup baik dimainkan. 

Tokoh antagonis yang perannya cukup signifikan diperankan oleh Cecep A. Rahman. Karakternya sangat badass menurut saya. Jujur, saya suka akting Cecep dengan segala ke-badass-annya. 

Tokoh yang saya sangat suka adalah yang diperankan oleh Ronny P. Tjandra. Lagi-lagi, saya sangat subjektif karena saya sangat suka beliau dari kemunculannya di Omnibus 3SUM. Karakternya terlihat simple, tetapi the way he acts makes you adore him. Oh iya, kalau ada yang kenal, salam ya dari saya, haha.

Overall, saya sangat merekomendasi kalian menonton film ini. Film ini sangat menghibur dan salah satu film yang memang pantas ditonton oleh remaja. Saya merasa film-film remaja Indonesia sangat monoton akhir-akhir ini, tapi Juara menawarkan sesuatu yang baru pada remaja Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar